Inilah buku pertama yang memuat puisi-puisi mbeling karya Remy Sylado, pencetus gerakan puisi mbeling, dari 1971 sampai 2003. Dipilih sendiri oleh sang penyair, 143 puisi dalam buku ini akan membuat kita tersenyum, tertawa terbahak-bahak, atau merenung. Namun jangan salah sangka, di dalam kelakarnya Remy sebenarnya sedang bersikap serius. Dia menelanjangi sikap feodal dan munafik masyarakat kit…
“Aku tidak pernah meragukan kekuatan kasih. Semangat hidup untuk menyongsong hari-hari mendatang sepenuhnya dipacu oleh kekuatan kasih… Kasihku menjadi lebih kuat justru karena kenyataan akan adanya benci yang bersaing dengannya.” Dengan latar belakang Hindia-Belanda, khususnya Bandung, pada 1920-an, novel ini menggambarkan perjuangan sepasang kekasih melawan sekelompok orang yang menjeba…
“Kamu tahu kirmizi itu adalah merah kotor, tapi kamu dapat menyaksikan mukjizat melalui orang lain yang memberimu cinta, yang mengingatkan kamu betap besar cinta itu dapat mengubahnya menjadi bersih seputih salju.” Dengan latar belakang masa Orde Baru dan awal reformasi, novel ini menggambarkan secara telanjang lika-liku seorang pengusaha memanfaatkan oknum aparat keamanan dan para bandit u…
“Saya tidak marah kalau Anda, seperti semua lidah Melayu, kepalang melafazkan ca-bau-kan menjadi cabo. Yang saya marah, kalau Anda kira ca-bau-kan atau cabo itu perempuan yang tiada bermoral. Ini pembelaan. Bukan hanya pembetulan.” Ca-bau-kan (Hanya Sebuah Dosa) adalah kisah cinta antara perempuan Betawi dan pedagang Tionghoa dalam latar awal abad ke-20 hingga pasca-kemerdekaan Indonesia. R…